APR vs APY: Pengertian, Cara Menghitung, Contoh Kasus Investasi dan Mana Yang Lebih Menguntungkan
Dalam dunia keuangan, memahami konsep bunga sangatlah penting, terutama bagi investor dan peminjam. Dua istilah yang sering muncul adalah APR (Annual Percentage Rate) dan APY (Annual Percentage Yield). Keduanya digunakan untuk menggambarkan tingkat pengembalian atau biaya pinjaman, tetapi dengan perbedaan mendasar dalam cara perhitungannya. Artikel ini akan membahas secara rinci perbedaan APR dan APY, cara menghitungnya, serta dampaknya terhadap investasi Anda.
Artikel ini menerapkan kode matematika MathJax, apabila kamu mengakses halaman ini menggunakan ponsel dan rumus yang ditampikan terlihat terpotong/hilang sebagian. Silakan ubah ke mode desktop.{tocify} $title={Table of Contents}
Apa Itu APR dan APY?
APR (Annual Percentage Rate) dan APY (Annual Percentage Yield) adalah dua istilah yang sering digunakan dalam dunia keuangan, terutama dalam konteks investasi dan pinjaman.
APR (Annual Percentage Rate) adalah tingkat bunga tahunan yang dikenakan atau diperoleh tanpa mempertimbangkan bunga majemuk. APR sering digunakan dalam pinjaman atau kartu kredit.
APY (Annual Percentage Yield) adalah tingkat bunga tahunan yang mencakup efek dari bunga majemuk, yang berarti bahwa bunga yang diperoleh dalam periode tertentu akan diinvestasikan kembali untuk menghasilkan lebih banyak bunga di masa depan.
Karena APY memperhitungkan bunga majemuk, nilai APY biasanya lebih tinggi dibandingkan APR jika tingkat suku bunga dasarnya sama.
Cara Menghitung APR dan APY
- r adalah tingkat bunga nominal tahunan dalam bentuk desimal.
- r = tingkat bunga tahunan dalam bentuk desimal.
- n = jumlah periode per tahun bunga dikompaunkan (misalnya, bulanan = 12, harian = 365).
Contoh Kasus: Investasi Rp1.000.000 dengan APR dan APY 10%
Misalkan Anda menginvestasikan Rp1.000.000 dengan tingkat bunga tahunan 10%.
Menggunakan APR 10% (Tanpa Bunga Majemuk)
Dengan APR, bunga dihitung secara langsung:
Maka total saldo setelah 1 tahun:
Menggunakan APY 10% (Bunga Majemuk Bulanan)
Jika bunga dikompaunkan setiap bulan (n = 12):
Sehingga total saldo setelah 1 tahun:
Investasi Awal | Total Saldo dengan APR (10%) | Total Saldo dengan APY (10,47%) |
---|---|---|
Rp1.000.000 | Rp1.100.000 | Rp1.104.700 |
Kesimpulan Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa meskipun APR dan APY memiliki angka dasar yang sama (10%), APY menghasilkan keuntungan yang lebih besar karena efek dari bunga majemuk. Oleh karena itu, dalam memilih investasi atau pinjaman, penting untuk memahami perbedaan antara APR dan APY agar mendapatkan hasil yang optimal.
Sebagai investor, jika Anda mencari keuntungan maksimal, pilihlah produk yang memberikan APY lebih tinggi karena mempertimbangkan efek bunga majemuk dalam jangka waktu yang lebih panjang.