Divestasi Saham: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Kasus
Apa Itu Divestasi Saham?
Divestasi saham adalah tindakan pelepasan kepemilikan saham oleh individu, perusahaan, atau pemerintah, baik sebagian maupun seluruhnya. Divestasi ini bisa dilakukan melalui penjualan langsung, pengalihan kepemilikan ke entitas lain, atau mekanisme lainnya.
Tujuan Divestasi Saham
Divestasi bisa dilakukan dengan berbagai alasan, antara lain:
- Restrukturisasi Perusahaan – Untuk fokus pada bisnis inti dan melepaskan aset yang kurang menguntungkan.
- Mendapatkan Likuiditas – Menjual saham untuk mendapatkan dana segar guna investasi lain atau menutup utang.
- Regulasi Pemerintah – Dalam beberapa kasus, pemerintah mewajibkan perusahaan melepas sahamnya untuk memenuhi peraturan tertentu.
- Strategi Exit Investor – Investor institusi atau pemegang saham besar bisa melakukan divestasi untuk merealisasikan keuntungan.
- Tekanan Publik atau ESG (Environmental, Social, Governance) – Beberapa perusahaan atau investor melakukan divestasi karena alasan etis, seperti menjual saham di industri yang dianggap merugikan lingkungan atau sosial.
Contoh Kasus Divestasi Saham
1. Divestasi Freeport Indonesia oleh Freeport-McMoRan
Pada 2018, Freeport-McMoRan, perusahaan tambang asal Amerika Serikat, melepas 51% sahamnya di PT Freeport Indonesia kepada pemerintah Indonesia melalui PT Inalum (sekarang MIND ID). Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari negosiasi agar Freeport bisa memperpanjang kontrak tambangnya di Indonesia. Divestasi ini membuat Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas di Freeport Indonesia.
2. Divestasi Saham Telkom di IndiHome
Pada 2023, PT Telkom Indonesia (TLKM) menjual 29,4% sahamnya di IndiHome kepada Telkomsel, anak usahanya yang bergerak di sektor telekomunikasi seluler. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat sinergi bisnis broadband dan meningkatkan efisiensi operasional.
3. ExxonMobil Melepas Saham di Blok Cepu
Pada 2022, ExxonMobil dikabarkan berencana melepas kepemilikannya di Blok Cepu, salah satu ladang minyak terbesar di Indonesia. Alasan divestasi ini berkaitan dengan strategi global ExxonMobil yang ingin lebih fokus pada proyek lain yang lebih menguntungkan.
4. Divestasi Saham Tesla oleh Elon Musk
Elon Musk beberapa kali menjual saham Tesla untuk mendanai akuisisi Twitter (sekarang X) pada 2022. Divestasi ini dilakukan untuk mendapatkan likuiditas guna membiayai transaksi tersebut.
Dampak Divestasi Saham
Divestasi bisa memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung pada kondisi dan tujuan pelepasan saham.
- Dampak Positif:
- Perusahaan yang membeli saham bisa mendapatkan kendali lebih besar.
- Dana segar dari divestasi bisa digunakan untuk pengembangan bisnis lain.
- Investor yang menjual bisa merealisasikan keuntungan.
- Dampak Negatif:
- Jika divestasi dilakukan karena tekanan finansial, harga saham bisa jatuh.
- Ketidakpastian bagi karyawan dan pemegang saham lainnya.
- Potensi hilangnya teknologi atau manajemen yang berpengalaman.
Analogi
Divestasi saham bisa diibaratkan seperti seseorang yang menjual sebagian atau seluruh asetnya untuk tujuan tertentu. Berikut beberapa analogi yang mudah dipahami:
-
Menjual Warung untuk Fokus ke Bisnis LainBayangkan seseorang memiliki warung kelontong dan kafe kecil. Karena ingin fokus mengembangkan kafe, ia menjual warungnya ke orang lain. Dengan uang hasil penjualan, ia bisa memperluas kafe, membeli peralatan baru, atau menambah menu. Ini seperti perusahaan yang melepas saham di satu bisnis untuk fokus ke bisnis lain yang lebih menguntungkan.
-
Orang Tua Melepas Kepemilikan WarisanSeorang ayah memiliki sawah yang luas, tetapi karena anak-anaknya tidak tertarik bertani, ia menjual sebagian sawah itu kepada petani lain yang lebih membutuhkan. Dengan uang hasil penjualan, ia bisa berinvestasi di properti yang lebih mudah dikelola. Ini mirip dengan perusahaan yang menjual sahamnya kepada pihak lain yang lebih berkompeten dalam mengelola aset tersebut.
-
Menjual Motor untuk Beli MobilSeseorang memiliki motor tetapi merasa butuh kendaraan yang lebih besar untuk keluarganya. Ia pun menjual motornya dan menggunakan uang itu untuk menambah dana membeli mobil. Ini seperti perusahaan yang menjual saham di satu bisnis untuk mengembangkan aset yang lebih besar dan sesuai dengan kebutuhannya.
Dari analogi di atas, divestasi saham pada dasarnya adalah strategi untuk mengalokasikan kembali sumber daya demi keuntungan jangka panjang.
Kesimpulan
Divestasi saham adalah strategi bisnis yang sering digunakan oleh perusahaan atau pemerintah untuk mencapai berbagai tujuan finansial dan operasional. Meski bisa memberikan dampak positif, divestasi juga memiliki risiko, terutama jika dilakukan dalam kondisi mendesak. Oleh karena itu, keputusan divestasi harus didasarkan pada analisis yang matang.