Open Interest (OI) dalam Trading: Pengertian, Contoh, dan Cara Menggunakannya


Dalam dunia trading, memahami pergerakan harga saja tidak cukup. Ada satu indikator penting yang sering digunakan oleh trader profesional untuk mengukur kekuatan tren dan likuiditas pasar, yaitu Open Interest (OI). Tapi, apa sebenarnya OI itu? Bagaimana cara menggunakannya untuk analisis pasar? Dalam artikel ini, kita akan membahas Open Interest secara lengkap, termasuk cara membacanya dan contohnya dalam trading.
{tocify} $title={Table of Contents}

Apa Itu Open Interest (OI)?

Open Interest (OI) adalah jumlah total kontrak berjangka atau opsi yang masih terbuka dan belum ditutup oleh trader. OI digunakan untuk mengukur aktivitas dan likuiditas pasar derivatif seperti futures dan options.


Perbedaan Open Interest dan Volume

  • Volume mengukur jumlah kontrak yang diperdagangkan dalam periode tertentu.
  • Open Interest mengukur jumlah kontrak yang masih aktif dan belum ditutup.

Jika OI meningkat, berarti lebih banyak trader membuka posisi baru. Jika OI menurun, berarti trader mulai menutup posisi mereka.


Cara Mengecek Open Interest

Jika ingin melihat OI di pasar kripto atau futures, beberapa platform yang bisa digunakan adalah:

  • Binance Futures (untuk melihat OI pada berbagai pasangan futures)
  • Coinglass (menyediakan data OI lengkap dengan likuidasi dan funding rate)
  • TradingView (beberapa indikator menampilkan OI dari exchange tertentu)

Contoh Praktis Open Interest

Misalnya, harga Bitcoin naik dari $40.000 ke $42.000, dan Open Interest juga meningkat. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak trader membuka posisi baru, mendukung tren naik.


Namun, jika harga Bitcoin naik ke $42.000 tetapi OI menurun, ini bisa berarti banyak trader mulai menutup posisi mereka, sehingga ada risiko harga kembali turun.


Bagaimana Open Interest Digunakan dalam Analisis Pasar?

OI bisa digunakan untuk memahami sentimen pasar:

  1. Konfirmasi Tren

    • Jika harga naik dan OI bertambah → Tren naik kuat.
    • Jika harga naik tetapi OI turun → Potensi pembalikan harga.
  2. Indikasi Konsolidasi atau Breakout

    • OI stagnan dengan pergerakan harga kecil → Pasar konsolidasi.
    • OI meningkat tajam dengan pergerakan harga signifikan → Potensi breakout.
  3. Hubungan OI dengan Leverage dan Likuidasi

    • Jika OI tinggi dengan leverage besar, ada risiko likuidasi besar saat harga bergerak tajam.
    • Contohnya, jika banyak trader long dengan leverage tinggi dan harga tiba-tiba turun, likuidasi massal bisa terjadi, menyebabkan harga turun lebih dalam.

Kelebihan dan Kekurangan Open Interest

Kelebihan:

✅ Membantu memahami tren pasar dan kekuatan pergerakan harga.
✅ Bisa digunakan untuk mendeteksi potensi breakout atau pembalikan harga.
✅ Menunjukkan tingkat partisipasi dan likuiditas pasar.

Kekurangan:

❌ Tidak bisa digunakan sendiri, harus dikombinasikan dengan indikator lain.
❌ Lebih relevan untuk trader futures, kurang berguna bagi investor jangka panjang.
❌ Data OI bisa berbeda-beda tergantung exchange yang digunakan.

Kapan Open Interest Tidak Relevan?

Bagi investor yang lebih fokus pada investasi jangka panjang seperti staking atau saham, OI mungkin kurang relevan karena lebih berhubungan dengan trading jangka pendek di pasar derivatif.


Kesimpulan

Open Interest adalah indikator penting dalam analisis pasar derivatif. Dengan memahami OI, trader bisa mengidentifikasi kekuatan tren, potensi pembalikan, dan likuiditas pasar. Namun, bagi investor yang lebih fokus pada staking atau investasi jangka panjang, OI mungkin bukan faktor utama yang perlu diperhatikan.

Artikel Pilihan

Seseorang yang selalu berusaha menjadikan setiap tulisan bermakna, penuh manfaat, dan inspirasi bagi banyak orang. Percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk mengubah, menggerakkan, dan memberikan dampak positif dalam kehidupan. Berkomitmen untuk terus belajar, berbagi, dan menebar kebaikan melalui tulisan.